MODUL PETA DAN PEMETAAN


Apa Kabar anak-anak ? Semoga senantiasa tetap sehat dan bersemangat. Kali ini kita akan mempelajari materi tentang "PETA DAN PEMETAAN". Materi ini diawali dengan Bagan materi yang akan kita pelajari. Selanjutnya akan dibahas secara mendalam mengenai Peta dan Pemetaan, tentu akan sangat akan menarik jika setelah mempelajari materi ini kita dapat menjelaskan Peta dan Pemetaan, jenis-jenis peta, unsur-unsur peta, dan lain-lain. Untuk melatih pemahaman mengenai peta lakukanlah identifikasi jenis-jenis peta apa saja yang ada dilingkungan tempat tinggal kita serta identifikasi jenis, unsur peta, dan lain-lain. Selamat belajar semoga sukses J

Tujuan Pembelajaran
1.  Peserta memiliki kemampuan mengoperasionalkan IT untuk memahami teknik dan konsep perpetaan, penginderaan jauh dan sistem informasi geografis
2.  Peserta memahami konsep peta, fungsi, jenis, sistem proyeksi yang digunakan dalam sebuah pemetaan, serta penggunaan peta.
3.  Peserta memahami dasar-dasar konsep penginderaan jauh dan data penginderaan jauh yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan
4.   Peserta memahami konsep dasar sistem informasi geografis dan teknik analisis spasial dalam sistem informasi geografis tersebut
5.  Peserta memiliki pengetahuan tentang aplikasi dari penginderaan jauh dan sistem informasi geografis dalam berbagai kajian.

Manfaat
Pembelajaran dengan modul dalam “hybrid learning” bermanfaat untuk menguatkan kompetensi professional guru sekaligus meningkatkan kompetensi sosial guru mata pelajaran Geografi SMA/MA

Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan dapat memahami pengertian peta dan berbagai ketentuan dalam pemetaan, memiliki pengetahuan tentang sistem proyeksi peta, serta mampu melakukan diskusi terkait penggunaan peta (membaca dan menafsir peta).

BAGAN MATERI PEMBELAJARAN PETA DAN PEMETAAN



PETA DAN PEMETAAN
Peta adalah gambaran permukaan bumi di bidang datar dengan skala tertentu melalui sistem proyeksi pemetaan adalah proses menghasilkan peta.

1. PENGERTIAN PETA

Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi di sebuah bidang datar dengan menggunakan skala tertentu dengan cara di proyeksi. Peta sendiri dapat disajikan menggunakan beberapa cara berbeda. Misalnya saja peta digital yang tampil pada layar komputer atau peta konvensional yang bisa di cetak.
Sedangkan istilah dari peta sendiri dari Bahasa Yunani ‘Mappa’ yang artinya adalah kain penutup meja atau taplak. Akan tetapi secara umum pengertian dari peta ialah lembaran dari seluruh atau sebagian dari bumi yang diperkecil dengan skala tertentu pada bidang datar.
Peta sendiri merupakan representasi dari ruang tiga dimensi menjadi dua dimensi. Untuk ilmu yang mempelajari tentang pembuatan peta ialah kartografi. Peta juga dilengkapi dengan simbol – simbol untuk keterangan peta.
Karena peta merupakan gambaran konvensional maka tentu saja peta menggambarkan seluruh kenampakan yang ada di permukaan bumi yang digambarkan menggunakan simbol – simbol tertentu yang sesuai dengan kenampakan permukaan bumi. Mulai dari sungai, laut, gunung, jalan, dan lain sebagainya.

2. FUNGSI PETA

Jika dilihat secara umum, maka fungsi dari peta adalah sebagai berikut ini :
  • Peta dapat menunjukkan lokasi atau posisi dari sebuah tempat yang ada di permukaan bumi.
  • Peta dapat digunakan untuk memperlihatkan kepada anda ukuran mulai dari luas hingga jarak dan juga menunjukkan arah dari tempat satu ke tempat lainnya yang ada di permukaan bumi.
  • Peta juga bisa menunjukkan bagaimana bentuk dari permukaan bumi. Misalnya saja negara, gunung, sungai, benua, laut, dan lain sebagainya.
  • Peta berfungsi sebagai alat untuk memberikan data – data tentang apa saja potensi yang dimiliki oleh suatu negara atau suatu wilayah. Dengan demikian maka bisa mengetahui apa saja yang bisa diolah di wilayah tersebut.
  • Peta juga berfungsi untuk membantu para peneliti dalam menjalankan survei guna mengetahui bagaimana kondisi dari wilayah yang akan diteliti nantinya.
  • Peta berfungsi sebagai alat untuk menjelaskan apa saja rencana yang akan diajukan.
  • Peta berfungsi sebagai alat untuk mempelajari bagaimana hubungan timbal balik dari gejala – gejala atau fenomena – fenomena geografi yang ada di permukaan bumi.
  • Peta berfungsi sebagai alat untuk menganalisis dan mendapatkan kesimpulan.

3. JENIS PETA

a. Peta umum



Peta umum adalah peta yang menggambarkan kenampakan atau gejala di permukaan bumi secara umum. Dalam peta umum digambarkan, unsur-unsur alamiah, seperti sungai, danau, dan laut, serta unsur sosial budaya, seperti jalan rava, jalan kereta api, dan batas negara. Peta umum dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.
  1. Peta topografi adalah peta yang memberikan gambaran tentang permukaan bumi berdasarkan reliefnya. Peta mi juga dilengkapi dengan kenampakan lamnnya, seperti aliran sungai dan kenampakan unsur-unsur budaya, seperti j alan, pemukiman, dan kota.
  2. Peta korografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bercorak umum dan berskala kecil.
  3. Peta dunia adalah peta umum berskala kecil yang memberikan informasi tentang bentuk dan letak wilayah setiap negara di dunia. Contoh peta umum adalah Peta Wilayah DKI Jakarta, Peta Wilayah Jawa Barat, Peta Indonesia, Peta Asia Tenggara, dan Peta Dunia.

b. Peta Tematik





*Contoh peta tematik

Peta khusus atau peta tematik adalah peta yang menggambarkan satu atau beberapa aspek saja dan gejala di permukaan bumi. Contoh peta khusus adalah sebagai berikut:
  1. Peta Jalur Penerbangan Dunia;
  2. Peta Persebaran Gunung Api di Indonesia;
  3. Peta Persebaran Tambang di Indonesia;
  4. Peta Kepadatan Penduduk Indonesia Tahun 2001;
  5. Peta Daerah Penghasil Ikan Tuna di Indonesia.

c. Peta Mental

Peta mental atau cognitive map adalah suatu gambaran/image yang dihasilkan dari pikiran seseorang terhadap suatu objek, dan objek – objek lain yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain.  Peta mental terdiri atas peta mental abstrak (masih di dalam pikiran seseorang) dan peta mental riil (peta yang sudah digambarkan pada suatu media bidang datar), peta mental adalah cara manusia merekam memori visual. Ada pula yang menyatakan bahwa  peta mental adalah peta yang digambar manusia dari ingatannya. Namun, pada tulisan ini perlu dijelaskan bahwa peta mental adalah peta yang dihasilkan dari persepsi seseorang terhadap ruang.


Jika seseorang melihat garis biru pada peta maka ia akan langsung menganggap bahwa itu adalah sungai. Jika ia memerhatikan lagi, ternyata sungai itu berkelak kelok maka ia akan menganggap bahwa sungai itu berada di dataran rendah. Terlepas dari benar tidaknya anggapan orang itu, cara dia memberikan anggapan itulah yang merupakan hasil dari pengolahan peta mentalnya. Ketika dia melihat garis biru pada peta, peta mentalnya mengartikan garis itu sebagai sungai. Memang hal tersebut kurang tepat. Seseorang dapat mengetahui jenis objek yang tergambar pada peta harus dengan cara melihat legendanya. Namun, itulah peta mental, persepsi seseorang terhadap gambaran ruang.



4. KOMPONEN PETA


a. Judul
Judul peta merupakan sebuah unsur pendukung dalam peta yang sangat penting dan berfungsi untuk menyampaikan informasi yang ada di dalam peta kepada para pembacanya. 

b. Garis Tepi Peta
Garis tepi merupakan sebuah garis yang memiliki fungsi sebagai pembatas ruang pada peta. Garis yang satu ini dapat memudahkan kita jika kita akan membuat sebuah pulau, wilayah, maupun kota supaya gambar tersebut dapat tepat berada pada posisi di tengah-tengah. Bentuk umum dari garis tepi ini adalah segi empat, dan biasanya dibuat rangkap dengan tujuan agar memperjelas garis yang kita buat.
c. Garis Astronomis
Garis astronomis merupakan salah satu komponen peta yang memiliki fungsi untuk mengetahui letak posisi absolut suatu objek yang terdapat pada peta utama. Garis dibagi menjadi dua yaitu garis lintang dan garis bujur. Garis astronomis pada peta biasanya ditandai dengan garis putus-putus yang memotong garis tepi

d. Mata Angin
Komponen atau unsur pendukung sebuah peta yang satu ini memiliki bentuk tanda panah yang biasanya menunjukkan orientasi arah Utara. Arah mata angin ini sangat penting karena sebagai penunjuk 8 arah mata angin yakni arah Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut, Utara, dan Timur Laut. Orientasi arah mata angin ini bersifat fleksibel karena dapat diletakkan dimana saja dengan syarat tidak mengganggu komponen peta lainnya. Catatan yang perlu diberi garis bawah bahwa orientasi mata angin tidak selalu menuju ke arah utara, tetapi dapat menuju ke arah Barat maupun Selatan.

e. Inset
Inset atau biasa kita menyebutnya dengan peta kecil merupakan sebuah penunjuk posisi daerah yang digambarkan di dalam peta pada kedudukannya saat ini dengan daerah disekeliingnya yang lebih luas. Inset biasanya diletakkan pada bagian kiri, kanan, atau ada juga yang berada di bagian bawah peta dekat dengan garis tepi. Tujuan utama dari inset ini tak lain dan tak bukan adalah untuk membantu memperjelas salah satu bagian dari peta. Selain itu, inset juga berfungsi untuk menunjukkan sebuah lokasi yang penting di dalam sebuah peta
f. Skala Peta
Skala peta terdiri dari sebuah angka yang berfungsi untuk membandingkan jarak sesungguhnya yang ada di lapangan dengan jarak pada peta. Skala ini biasanya terletak tepat di bagian bawah judul peta. Unsur pendukung yang satu ini merupakan unsur yang vital karena dapat membantu pembaca untuk mengetahui jarak dan luas daerah yang sebenarnya di lapangan. Misalnya saja terdapat skala 1 : 100.000, skala tersebut memiliki artian bahwa 1 cm pada peta mewakili 100.000 cm di lapangan.
g. Simbol Peta
Simbol peta merupakan suatu tanda atau biasanya berbentuk gambar yang menyimbolkan bentuk kenampakan alam yang ada dalam peta. Simbol ini dibedakan lagi menjadi 3 jenis, yaitu simbol garis, simbol titik, dan simbol area.

·         Simbol titik

Simbol titik pada peta biasanya berfungsi untuk mewakili sebuah tempat. Misalnya simbol titik untuk mewakili sebuah kota, gunung, dan masih banyak objek-objek tempat lainnya.

·         Simbol garis

Berbeda dengan simbol titik yang mewakili suatu tempat, simbol garis ini merupakan komponen peta yang berfungsi untuk mewakili suatu data geografis yang sangat erat kaitannya dengan jarak. Misalnya saja sungai, jalan, rel, serta batas suatu wilayah dengan wilayah lainnya pada peta disimbolkan dengan menggunakan simbol garis.

·         Simbol area

Simbol area yang terdapat dalam sebuah peta biasanya digunakan untuk mewakili daerah luasan tertentu. Misalnya daerah gurun pasir, rawa, danau, hutan, dan masih banyak lagi.

h. Legenda

Legenda merupakan salah satu unsur pendukung dalam peta yang sering kita temukan di dalam sebuah kotakan dan terletak di sebelah pojok. Legenda ini sering kali dijuluki sebagai keterangan. Karena peta merupakan sebuah informasi menyangkut suatu daerah dan biasanya tertuang dalam bentuk gambar dan simbol, oleh karena itu legenda ini sangat diperlukan untuk membantu pembaca dalam memahami gambar dan simbol yang tertera di dalam sebuah peta.

i. Sumber dan Tahun Pembuatan Peta

Unsur pendukung atau biasa juga disebut dengan komponen peta yang selanjutnya adalah sumber dan tahun pembuatan peta. Unsur pendukung peta yang satu ini sangat penting di dalam sebuah peta, bahkan menjadi komponen wajib yang harus dicantumkan dalam pembuatan peta. Sumber tan tahun pembuatan peta ini memiliki fungsi yang sangat penting menyangkut keterpercayaan sebuah peta.
j. Warna
Di dalam peta pastilah terdapat beberapa warna yang berbeda-beda. Warna tersebut mempunyai fungsi untuk membedakan suatu objek kenampakan alam atau kontur permukaan pada setiap daerah. Warna tersebut sangat diperlukan di dalam sebuah peta sebagai salah satu simbol peta dan menunjukkan kualitas suatu peta yang dapat dilihat dari segi estetikanya.

k. Tipe Huruf (Lettering)
Lettering atau biasa disebut dengan tata penulisan peta mempunyai suatu aturan baku tersendiri yang membedakan dengan objek-objek geografi lain yang biasa di tampilkan dalam sebuah peta. Lettering ini juga berfungsi untuk memperjelas arti simbol-simbol yang telah tersedia. Penggunaan lettering ini ada 2 macam yakni:
  • Objek Hidrografi yang biasanya ditulis dengan huruf miring, misalnya pada Laut Jawa
  • Objek Hipsografi yang sering kali dicetak menggunakan huruf tegak, sebagai contohnya adalah Surakarta.

l. Garis Lintang dan Garis Bujur


Garis lintang merupakan sebuah garis yang terdapat pada peta yang melintang dari arah barat ke timur atau sebaliknya. Sedangkan garis bujur merupakan garis yang membujur dari arah selatan ke utara dan sebaliknya. 


E. SISTEM PROYEKSI PETA

Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin. Dalam proyeksi peta diupayakan sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi dan di peta.
Pada prinsipnya arti proyeksi peta adalah usaha mengubah bentuk bidang lengkung ke bentuk bidang datar, dengan persyaratan bentuk yang diubah itu harus tetap, luas permukaan yang diubah harus tetap dan jarak antara satu titik dengan titik yang lain di atas permukaan yang diubah harus tetap. Dalam pembuatan peta apabila kita ingin menggambarkan perubahan benda yang berukuran tiga dimensi ke benda yang berukuran dua dimensi, benda itu harus diproyeksikan ke bidang datar. Teknik proyeksi ini juga berlaku untuk memindahkan letak titik-titik pada permukaan bumi ke bidang datar yang dinamakan Proyeksi Peta. Secara khusus pengertian dari proyeksi peta adalah cara memindahkan sistem paralel (garis lintang) dan meridian (garis bujur) berbentuk bola (Globe) ke bidang datar (peta). Hasil pemindahan dari globe ke bidang datar ini akan menjadi peta.Pemindahan dari globe ke bidang datar harus diusahakan akurat. Agar kesalahan diperkecil sampai tidak ada kesalahan maka proses pemindahan harus memperhatikan syarat-syarat di bawah ini:
·   Conform, yaitu bentuk permukaan bumi yg digambar pada peta harus sebangun dengan yang di lapangan.
·    Equivalent, yaitu daerah atau bidang yang digambar di peta setalah dihitung dengan skalanya, akan sama dengan keadaan yang ada di lapangan / luas di peta jika dikalikan dengan sklanya sama dengan luas di lapangan
·    Equidistance, yaitu jarak di peta jika dikalikan dengan skala yang telah di tentukan sesuai dengan jarak di lapangan

Di dalam proses pembuatan peta untuk dapat memenuhi ketiga syarat di atas sekaligus adalah suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan untuk dapat memenuhi satu syarat saja untuk seluruh bola dunia juga merupakan hal yang tidak mungkin, yang bisa dipenuhi hanyalah satu saja dari syarat-syarat di atas dan ini hanya untuk sebagian kecil dari muka bumi. Oleh karena itu, untuk dapat membuat rangka peta yang meliputi wilayah yang lebih besar harus dilakukan kompromi ketiga syarat di atas. Akibat dari kompromi itu maka lahir bermacam jenis proyeksi peta.

*Tabel Gambar contoh Jenis – jenis Proyeksi pada Peta.


Terimakasih, sudah membaca modul ini dengan baik semoga bermanfaat bagi kita semua. Bila benar datangnya dari Allah, bila ada kesalahan datangnya dari saya. Kritik dan saran silahkan tulis di kolom komentar.



Sumber :

Anugrahno, Winu. 2014. Macam-Macam Peta. https://www.academia.edu/23765749/macam-macam_peta. Di unduh pada hari Kamis, 06 Juni 2019. Pukul 20:59 WIB

BIG. 2018. Peta Rupa Bumi Indonesia. http://www.big.go.id/peta-rupabumi/. Di unduh pada hari Kamis, 06 Juni 2019. Pukul 21:40 WIB

2018. Mengenal Pemetaan Rupa Bumi dan Topinimi. http://www.big.go.id/mengenal-pemetaan-rupabumi-dan-toponim-big/. Di unduh pada hari Kamis, 06 Juni 2019. Pukul 22:01 WIB

Dedy Mizwar. 2016. Praktikum Kartografi Dasar. Pend. Geografi, FKIP, UNILA : Bandar Lampung

Suyanah Susan. 2017. Prinsip Unsur Peta. https://www.academia.edu/18176669/prinsip_dan_unsur-unsur_peta. Di unduh pada hari Kamis, 06 Juni 2019. Pukul 20:34 WIB

Komentar